Budidaya Maggot Tanpa Bau

Budidaya Maggot Tanpa Bau
Budidaya Maggot BSF. Pernah jalan-jalan atau melewati sebuat TPA (Tempat Pembuangan Akhir) ...? maka sudah bisa saya pastikan temen-temen akan menutup hidung saat melewatinya, karena bau tidak sedap yang akan kita cium, nah dalam tulisan kali ini, saya akan bahas tentang budidaya maggot tanpa bau.

Tulisan sebelumnya saya membahas tentang budidaya maggot dengan limbah sayuran, silahkan berkunjung ke sana untuk menggali informasinya ya....

Kembali lagi ke topik asal kita, kita akan membuat sebuah pengolahan limbah organik, tapi yang tidak menimbulkan pencemaran udara alias bau yang tidak sedap, akan banyak ilmu tentunya yang kita butuhkan, mulai dari pemilihan limbah sampai dengan pengaturan teknis di lapangan. Insya Allah akan kita sebutkan satu-persatu ya... jadi jangan buru-buru pindah halaman.


Pertama, perlakuan terhadap limbah organik.
Sepertinya tidak perlu saya jelaskan kembali ya, bahwa limbah yang akan kita proses adalah limbah organik, bukan limbah kimia atau limbah yang tidak mudah terurau seperti plastik, botol, dan yang sejenisnya. Intinya yang akan kita proses adalah jenis limbah yang bisa membusuk.

Tapi temen-temen sekalian, diantara limbah organik ini ada yang perlu kita buat pengecualian, artinya tidak kita berikan ke maggot meskipun itu adalah sampah organik, di sini yang saya buat pengecualian adalah limbah dengan kandungan selulosa (kayu) yang tinggi seperti daun, kulit jagung, kayu. Karena sampah organik tersebut akan sangat sulit dimakan oleh maggot. Dan jika temen-temen kurang jelas tentang jenis sampah yang akan diolah, bisa ditanyakan di kolom komentar ya....

Setelah kita sortir atau kita pilah jenis sampah yang akan kita oleh, tahap selanjutnya adalah kita melembutkan atau memperkecil ukuran limbah yang kita dapatkan. Cara untuk memperkecil limbah ini bisa kita gunakan cara manual atau dengan bantuan mesin, sesuaikan saja dengan skala budidaya yang kita miliki. Kalau nanti ada kesempatan akan saya tunjukkan ke temen-temen alat sederhana yang bisa kita gunakan untuk melembutkan sampah tersebut.

(Opsional) fermentasi sampah.
Langkah ini hanya merupakan tambahan, temen-temen bisa pakai atau bisa langsung dilompati, tapi akan saya jelaskan sebentar ya kenapa langkah ini kadang-kadang perlu kita lakukan.

Langkah fermentasi sampah ini memiliki 2 tujuan
  • Mengawetkan sampah.
  • Menambah aroma pengikat.
Mengawetkan sampah.
Pengalaman dilapangan jika sampah yang kita dapatkan adalah sampah restoran atau sampah rumah tangga, kadang-kadang tidak selalu konstan. Contohnya adalah salah satu warga sedang mengadakan hajatan, nah seusai hajatan sampah organik yang kita dapatkan akan sangat banyak, jika langsung diberikan ke maggot, hitung-hitungannya akan sedikit lama waktu yang dibutuhkan maggot untuk menghabiskan semua sampah tersebut.

Menambah aroma pengikat.
Di lapangan yang saya geluti sekarang ini, sampah yang kita proses terlebih dahulu dengan cara fermentasi akan memiliki aroma khas fermentasi, dan aroma ini ternyata sangat disukai oleh para maggot, karena disukai maka maggot lebih cepat menghabiskan sampah dan juga berefek pada kualitas maggot itu sendiri. Dan setelah saya amati, ternyata proses fermentasi inipun bisa merubah texture sampah itu sendiri menjadi lebih lunak.

Kedua, kontrol pemberian pakan
Disinilah kunci dari pengendalian bau yang mungkin selama ini menjadi momok yang menakutkan. Jadi pada dasarnya, Maggot BSF ini adalah salah satu makhluk hidup yang sangat rakus, tapi jika makanan yang kita berikan terlalu banyak, para maggot ini juga akan membutuhkan waktu untuk menghabiskannya. Jadi pemberian pakan sesuaikan dengan kecepatan untuk menghabiskan. Yang sering terjadi adalah pemberian pakan terlalu banyak sehingga pakan yang kita berikan membusuk dan menimbulkan aroma yang tidak sedap.

Tapi jika pemberian pakan kita sejalan dengan kecepatan makan maggot, tidak akan ada sampah yang membusuk karena tidak termakan oleh maggot, dan bau pun tidak muncul.

Ketiga, kontrol kadar air dalam media pembiakan.
Faktor ini pun kadang-kadang menjadi penyebab munculnya bau yang tidak sedap, dan biasanya kalau kita memberikan sampah berupa buah-buahan secara langsung, maka kadar air biasanya langsung meningkat, lalu bagaimana jika dalam media pembiakan tiba-tiba kandungan air meningkat..? beberapa langkah ini bisa temen-temen lakukan...

Berikan media pengikat air.
Beberapa temen-temen menyarankan untuk menambahkan media berupa dedak atau serbuk gergaji untuk menghilangkan kandungan air tersebut, dan memang ini cukup berhasil di awal, tapi jika kejadian ini berulang langkah yang sama akan kita lakukan, sehingga konsekwensinya adalah media kita semakin tebal.

Di tempat saya, saya lebih nyaman dengan memberikan sobekan kardus saja, dengan cara ini, jika air sudah terserap maka kita tinggal angkat kardusnya dari tempat pembiakan.

Perlebar luas permukaan.
Ini seperti hukum fisika yang kita terima saat kita masih sekolah. Dengan memperlebar permukaan media kita, maka kecepatan penguapan akan semakin besar sehingga kadar air dalam media akan cepat menguap.

Nah ketiga point tersebut yang saya aplikasikan di tempat saya, jika ada yang ditanyakan atau ada masukan dari para senior silahkan dilakukan di kolom komentar ya..., saya sangat berterimakasih jika ada hal yang pas kemudian temen-temen bersedia meluruskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar